Semangat Irna Mutiara Membesarkan Busana Muslim

Jika diperbolehkan menyebut satu kata yang paling tepat untuk mendeskripsikan karya Irna Mutiara, maka jawabannya adalah “original”. Ia memiliki ide yang out of the box, yang menjadikan desain-desainnya selalu segar dan inovatif. Hal ini terlihat ketika pertama kali Up2Date dan Irna La Perle muncul. Sebuah gebrakan besar yang berani keluar dari tren saat itu.

I

Kreativitas Irna Mutara yang brilian di dunia fashion ini, tak lepas dari pengaruh lingkungan keluarganya yang merupakan penjahit. Mungkin benar, buah memang jatuh tak jauh dari pohonnya. Padahal, orang tuanya bukanlah penjahit ternama. Keluarganya sangat sederhana. Tapi kesederhanaan melatih Irna Mutiara menjadi sosok yang kuat, passionate, dan pekerja keras.

Saat kuliah di jurusan Tata Busana IKIP (Sekarang UPI) Bandung, ia harus bekerja paruh waktu di sebuah garment pakaian anak untuk membiayai hidupnya sendiri. Ia pun sempat membuat bisnis sendiri berbekal enam mesin jahit. Saat itu krisis moneter mulai menjatuhkan perekonomian rakyat. Usaha Irna pun terkena imbas, ruginya mencapai 90 juta. “Saat tersulit di hidup saya adalah saat saya memulai bisnis sendiri, rasanya berat sekali” ungkap Irna.

Tapi yang kuat memang tumbuh dari cobaan yang berat, Irna terus melaju bahkan berhasil menghimpun banyak prestasi di bidang fashion design. Melalui kemenangan di ajang sebuah kompetisi desainer majalah muslim, nama Irna Mutiara semakin dikenal. Kemenangan ini pun mengantarkan Irna menjadi anggota APPMI (Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia).

I

I

Dalam buku autobiografinya yang berjudul Hijrah Story – Always Fashionable, ia menuliskan, “Tahun 2012 dan 2013, saya pernah dipercaya menjadi ketua penyelenggara IIFF (Indonesia Islamic Fashion Fair) yang terbilang cukup berhasil menghimpun peserta pameran busana muslim sebanyak 228 brand serta omzet sebesar 8 milyar untuk empat hari pameran”. Sebuah prestasi yang membanggakan.

Namun prestasi yang terus melambung tinggi, tak membuatnya tinggi hati. Dengan ketulusannya, Irna mengikuti program pemerintah untuk mengajar para pengrajin di daerah-daerah. Lokasi pengrajin ini membutuhkan jarak dan waktu tempuh yang cukup berat. Tapi inilah yang membedakan Irna Mutiara dengan desainer lainnya, yakni ketulusannya untuk menjadi seorang guru.

Program lain yang ia ikuti adalah program pengembangan SMK NU Banat di Kabupaten Kudus Jawa Tengah. Bekerja sama dengan Djarum Fondation dan BNI, ia menjadi pendamping para guru dan murid di sekolah tersebut. Bahkan ia memboyong para murid yang berprestasi untuk ikut menjadi timnya di perhelatan Indonesia Fashion Week 2015 lalu. Kebanggaan yang luar biasa bagi para murid SMK dari daerah ini untuk bisa berjalan di atas catwalk sebagai seorang desainer, mendampingi Irna Mutiara.

I

Semua prestasi dan kiprah Irna Mutiara dalam dunia fashion dan pendidikan memunculkan pertanyaan besar tentang kehidupan pribadinya dalam keluarga. Bagaimana ia membagi waktu segala kegiatannya di luar dengan kewajibannya di rumah?

“Sebelum berkiprah di luar, penuhi dulu hak keluarga di rumah yakni suami dan anak-anak. Jangan sampai kita melalaikan kewajiban kita sebagai istri di rumah,” jawabnya.

Membagi waktu di dalam rumah dan di luar, tentu bukan perkara mudah. Tapi Irna sangat mengidolakan Siti Khadijah, seorang pengusaha perempuan yang hebat sekaligus istri yang sangat sholehah di rumah. Ia yakin, perempuan memiliki kemampuan lebih untuk menjaga rumahnya sekaligus berkarya untuk kemaslahatan umat.

Buktinya, Irna Mutiara memiliki anak-anak yang sholeh dan sholehah. Salah satu anaknya sudah hafal kurang lebih 4 juz Al Quran. “Hal yang paling membuat bahagia adalah ketika anak kita memiliki pengetahuan agama yang lebih baik dari orang tuanya. Maka dari itu, saya masukkan mereka ke pesantren sedari kecil. Fondasi agama mereka harus kuat.”

Berbicara tentang ilmu, Irna percaya bahwa kita harus terus belajar tanpa melihat batas usia. Seperti sekarang, ia memantapkan diri untuk menjadi mahasiswi Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen di Universitas Widyatama Bandung, meski harus menjadi mahasiswi tertua di kelasnya. Ia meyakini janji Allah yang begitu indah untuk orang-orang berilmu.

Allah meninggikan beberapa derajat (tingkatan) orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang berilmu (diberi ilmu pengetahuan) dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al Mujadalah: 11)

Semangat belajar dan ketulusan hati seorang Irna Mutiara bisa menjadi key figure untuk para muslimah. Ia pun bisa menjadi bukti bahwa memiliki kiprah yang luar biasa untuk umat tetap bisa dilakukan tanpa melalaikan tugas utama kita sebagai wanita di rumah sebagai seorang istri dan ibu. Jika diniatkan lurus karena Allah ta’ala, insya Allah selalu ada jalan.