Kutipan dalam 7 Film Religi

kutipan film religi indonesia

Setiap film religi biasanya memiliki amanat dari sisi keagamaan yang ingin disampaikan. Biasanya amanat tersebut disampaikan secara tersurat melalui ungkapan tokoh dalam film tersebut. Berikut kami rangkum beberapa kutipan dari 7 film religi yang telah rilis dari tahun 2003 hingga 2011.

1. Kiamat Sudah Dekat (2003)

“Gak semua yang kita inginkan di dunia ini bisa kita miliki. Mungkin ditunda atau diganti dengan yang lebih baik”.

2. Ayat-ayat Cinta (2008)

Maria: “Kamu percaya pada jodoh, Fahri?”

Fahri: “Ya, setiap orang memiliki jodohnya masing-masing. Itu yang sering kamu bilang”

Maria: “Aku rasa sungai Nil dan Mesir itu jodoh, senang ya kalau kita bisa bertemu dengan jodoh yang diberikan Tuhan dari langit”

Fahri: “Bukan dari langit, Maria, tapi dari hati, dekat sekali”

3. Ketika Cinta Bertasbih (2009)

“Mungkin orang akan mengatakan saya kolot, kampungan, nggak zaman, bahkan primitif sekalipun, saya tidak peduli, karena saya bahagia dengan apa yang saya yakini kebenarannya”.

“Cinta adalah kekuatan yang mampu mengubah duri menjadi mawar, mengubah cuka jadi anggur, mengubah malang jadi untung, mengubah sedih jadi riang, mengubah setan jadi nabi, mengubah iblis jadi malaikat, mengubah sakit jadi sehat, mengubah bakhil jadi dermawan, mengubah kandang jadi taman, mengubah penjara jadi istana, mengubah amarah jadi ramah, mengubah musibah jadi muhibah. Itulah cinta.”

4. Perempuan Berkalung Sorban (2009)

“Bagiku kebebasan itu mudah diucapkan, tapi sulit untuk dimengerti”

5. Dalam Mihrab Cinta (2010)

“Melahirkan orang pintar matematika itu mudah, setiap sekolah bisa menerbitkannya. Tetapi melahirkan seorang seniman besar yang karyanya menjadi obat hati dan pikiran umat manusia, tidak bisa dicetak begitu saja lewat sekolah. Orang yang belajar di sekolah seni belum tentu bisa jadi seniman besar”

6. Tanda Tanya (2011)

“Jika mau dihormati, hormati orang lain terlebih dahulu”

“Manusia tidak hidup sendirian di dunia ini, tapi di jalan setapaknya masing-masing. Semua jalan setapak itu berbeda-beda, namun menuju ke arah yang sama. Mencari satu hal yang sama, dengan satu tujuan yang sama… yaitu TUHAN”.

“Maka menjadi Islam adalah menjadi manusia yang ikhlas”

7. Hafalan Shalat Delisha (2011)

“Delisa cinta ummi karena Allah.”

“Delisa harus fokus dan khusyu’. Khusu’ itu dilakukan sepenuh hati karena Allah. Tidak mengharapkan hadiah. Tidak mengharapkan sepeda. Tidak mengharapkan kalung”.