Puasa-Puasa Sunnah dan Keutamaannya

Puasa telah terbukti secara ilmiah menyehatkan tubuh kita. Detoksifikasi, perbaikan metabolisme, penyembuhan oragn-organ tubuh, menurunkan berat badan, dan lain-lain. Namun secara ruhani, puasa juga meningkatkan ketajaman indera, menambah kesabaran, hingga menenangkan jiwa. Selain puasa wajib di Bulan Ramadhan, Islam mengenal banyak puasa sunnah guna melengkapi amalan ibadah-ibadah wajib kita.

1. Puasa Syawal

Dari Abu Ayyub Al-Anshari, Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan, lalu menyambungnya dengan enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa sepanjang tahun.”

(HR.Muslim)

Keutamaan sepanjang tahun ini berasal dari ‘hitungan’ yang disebutkan oleh Rasulullah SAW,

“Berpuasa Ramadhan seimbang dengan sepuluh bulan, dan berpuasa enam hari seimbang dengan dua bulan, maka yang demikian itu sama dengan berpuasa setahun.”

(HR. Nasaai dishahihkan Al-Albani dalam Al-Irwa’).

2. Puasa Senin dan Kamis

Berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Abu Qatadah RA, bahwa Rasulullah SAW ditanya tentang puasa pada hari senin, Beliau menjawab:

“Itu adalah hari yang aku dilahirkan padanya, dan aku diutus, atau diturunkan kepadaku (wahyu).”

(HR. Muslim)

3. Puasa Nabi Dawud AS

Berdasarkan hadits dari Abdullah bin Amr bin ‘Al-Ash RA, Rasulullah SAW

“Puasa yang paling dicintai Allah Ta’ala adalah Puasa Dawud, Beliau berpuasa sehari dan berbuka sehari. Dan saalat yang paling dicintai Allah adalah shalatnya Dawud: Beliau tidur di pertengahan malam, lalu bangun (salat) pada sepertiga malam, dan tidur pada seperenamnya.”

(HR. Bukhari)

Dalam riwayat lain Rasulullah SAW bersabda,

“Tidak ada puasa (yang lebih utama) di atas puasa Dawud AS selama setengah tahun: berpuasalah sehari dan berbukalah sehari.”

(HR. Bukhari)

4. Puasa Tiga Hari Dalam Sebulan

Diriwayatkan Abdullah bin Amr bahwa Rasulullah SAW berkata kepadanya:

“Dan sesungguhnya cukup bagimu berpuasa tiga hari dalam setiap bulan, karena sesungguhnya bagimu pada setiap kebaikan mendapat sepuluh kali semisalnya, maka itu sama dengan berpuasa setahun penuh.”

(HR.Bukhari).

Sedangkan tanggal atau harinya tidak ditetapkan, sebagaimana dari Aisyah RA, bahwa Beliau ditanya oleh Mu’adzah Al-Adawiyyah apakah Rasulullah senantiasa berpuasa tiga hari dalam setiap bulan? Maka Beliau menjawab, iya. Lalu ditanya lagi, pada hari yang mana dari bulan tersebut? Beliau menjawab,

“Beliau tidak peduli dihari yang mana dari bulan tersebut ia berpuasa.” (HR. Muslim)

5. Puasa Arafah

Berdasarkan hadits Abu Qatadah RA, Rasulullah SAW ditanya tentang puasa pada Hari Arafah, Beliau menjawab:

“Menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” (HR.Muslim)

Juga diriwayatkan dari Ibnu Umar RA,

“Aku menunaikan ibadah haji bersama Nabi SAW dan Beliau tidak berpuasa pada hari itu. Aku bersama Abu Bakar RA pun tidak berpuasa padanya, aku bersama Umar dan Beliau pun tidak berpuasa padanya, aku bersama Utsman dan Beliau pun tidak berpuasa padanya. Dan akupun tidak berpuasa padanya, dan aku tidak memerintahkannya dan tidak pula melarangnya.”

(HR.Tirmidzi)

6. Puasa ‘Asyura (10 Muharram)

Bulan Muharram adalah bulan yang dianjurkan untuk memperbanyak berpuasa padanya. Berdasarkan hadits Abu Hurairah radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam bersabda:

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ

“puasa yang paling afdhal setelah ramadhan adalah bulan Allah: muharram,dan shalat yang paling afdhal setelah shalat wajib adalah shalat malam.”

(HR.Muslim:1163)

7) Puasa Sya’ban

Di antara bulan yang dianjurkan memperbanyak puasa adalah Bulan Sya’ban. Berdasarkan hadits Aisyah RA bahwa Beliau berkata:

“Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW menyempurnakan puasa sebulan penuh kecuali Ramadhan, dan aku tidak pernah melihat Beliau berpuasa yang lebih banyak dari Bulan Sya’ban,” (HR. Bukhari)

Kecuali pada hari-hari terakhir, sehari atau dua hari sebelum Ramadhan, tidak diperbolehkan berpuasa pada hari itu, misalnya Puasa Senin dan Kamis.

“Janganlah kalian mendahului ramadhan dengan berpuasa sehari dan dua hari,kecuali seseorang yang biasa berpuasa pada hari itu maka boleh baginya berpuasa.” (HR.Muslim)