Quality in Modesty: Chikita Fawzi

profil chikita fawzi 6

Arti kebahagiaan bagi setiap orang tentu berbeda-beda. Di antara mereka ada yang berbahagia ketika mendapatkan banyak materi dalam hidupnya, sebagian lain justru merasa bahagia ketika bisa memberikan banyak hal untuk yang membutuhkan. Di antara sebagian orang yang tak banyak itu, Chikita Fawzi adalah salah satunya.

Perempuan yang berhijab dari tahun 2011 ini aktif di berbagai kegiatan positif. Sepulangnya ke Indonesia, ia membentuk Monso House, sebuah perusahaan animasi bersama teman-teman dekatnya. Di sini ia merasakan jatuh bangunnya membangun animasi di Indonesia. Berbagai kendala ia rasakan dalam memperjuangkan idealisme animasinya untuk Indonesia. Tapi dengan alasan-alasan tertentu, akhirnya Monso House harus dirampingkan, menjadi sebuah projek freelance.

Jiwa seninya juga terlihat kuat di bidang musik. Desember 2015 ini, ia akan meluncurkan album perdananya. Album musik seorang seniman tentu akan berbeda konsepnya dengan musisi lain. Apalagi album ini tanpa label. Chiki tidak mau idealismenya disetir orang lain.

Profil Chikita Fawzi2

 

“Dalam album ini, aku tidak hanya bernyanyi dan bermain musik. Tapi juga menyiapkan ilustrasi, dan tentunya album ini akan Chikita Fawzi banget. Karena kalau aku tidak menjadi diri sendiri, baik itu dari berpakaian dan bermusik, aku tidak akan nyaman menjalaninya.” Tuturnya.

Kecintaannya terhadap ilustrasi pun akan dituangkannya ke dalam sebuah buku. Kerja sama Chikita Fawzi bersama salah satu penerbit Indonesia masih sedang berjalan. Ia menuturkan, buku ini masih akan berbicara tentang how to be happy dengan cara kita sendiri. Meski belum terbit, Chikita tampak sangat antusias dengan projek ini.

Tak hanya di situ, Chikita Fawzi aktif di Indonesia Mengajar khususnya Kelas Inspirasi. Di sinilah ia merasa menemukan kebahagiaan hidupnya. Semua yang datang ke kelas ini, membawa niat untuk berbagi dengan tulus. Padahal ungkapnya, orang-orang yang terjun langsung menjadi volunteer bukanlah orang-orang biasa. Sebagian dari mereka merupakan petinggi-petinggi perusahaan tertentu. Di sini ia bisa menjalin pertemanan lintas profesi, seperti pertemuannya dengan seorang pengatur lalu lintas udara. Jika bukan di Kelas Inspirasi, akan sulit baginya untuk bertemu dengan orang-orang seperti mereka.

Profil Chikita Fawzi4

 

“Aku seneng banget bisa bertemu dengan kerumunan positif yang tidak memikirkan dirinya sendiri. Energi mereka luar biasa. Semuanya self sponsored, dan semuanya bekerja dengan hati. Menurutku, tidak cukup rasanya jika kita berkoar-koar di media sosial. Kita harus terjun langsung menggunakan tangan sendiri” Ungkap Chikita dengan penuh antusias.

Banyak yang bertanya-tanya. Kenapa seorang Chikita bisa konsisten dan sangat passionate dalam melakukan hal-hal positif terus menerus? Apakah pernah ada rasa malas atau jenuh?

Dengan kerutan kening, Chikita menjawab bahwa rasa malas, jenuh dan insecurity itu wajar dirasakan manusia, apalagi wanita yang rentan galau. Tapi baginya itu tidak ada gunanya disimpan berlama-lama.

“Buat apa kita tenggelam dalam perasaan negatif berlama-lama? Nggak ada gunanya sama sekali. Dont feed your negativity, dont feed your insecurity.” Jawabnya dengan tegas.

Profil Chikita Fawzi1

Ia selalu mengingat kata-kata ayahnya. Bahwa sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang bermanfaat. Kita harus menebar manfaat sebanyak mungkin. Pernah suatu hari ia ditanya oleh beberapa media, kenapa Chikita tidak membuat komunitas, atau suatu tempat sosial atas namanya sendiri. Bukankah ini bagus untuk self branding sebagai orang yang menginspirasi? Dengan tegas Chikita menjawab.

It is not my way. Setiap orang itu punya jalan-jalannya sendiri, tapi jalanku mungkin bukan di situ. Aku tidak memiliki tujuan untuk menjadi sosok inspirator. Jika memang ternyata saya menginspirasi itu bonus. Bagian penting dari ini sebenarnya kan untuk menebar manfaat sebanyak-banyaknya. Apa salahnya bergabung dengan manajemen orang lain dalam melakukan kegiatan kemanusiaan? Sekali lagi, yang penting adalah tebar manfaat.”

Idealismenya di bidang kemanusiaan, sosial, dan seni ini membuatnya semakin menuai kekaguman banyak pihak. Apalagi dengan hijab yang dikenakannya. Meski prosesnya berhijab tidaklah mulus.

profil chikita fawzi 5

“Masa-masa kuliah dan magang di Malaysia, aku tidak bisa lepas dari musik. Aku pun tergabung ke dalam sebuah band elektronik. Aku sangat enjoy bermain musik dan bernyanyi. Tapi ya band elektronik itu kan tampilnya di club. Saat itu aku memang belum berhijab, tapi aku memegang penuh keyakinan aku. Sampai harus shalat di belakang panggung bar, dan berbuka puasa Senin Kamis tanpa minum air karena semua yang tersedia di sana hanya alkohol.”

Di saat bersamaan, ia mulai magang di perusahaan animasi tempat Ipin dan Upin dibuat. Perusahaan ini sangat Islami. Setiap minggu ada kajian Islam. Di sinilah hidayah datang. Pada kajian itu, sang ustadz menyampaikan bahwa dosa wanita sebelum menikah ditangguh ayahnya, dan setelah menikah ditanggung suaminya. Chiki yang sangat dekat dengan ayahnya Ikang Fawzi itu merasa sangat sedih mendengarnya.

“Ayah itu role model aku banget. Aku mengagumi cara dia bangun setelah jatuh, cara dia menyayangi keluarga, cara dia melindungi ibu dari terpaan politik. Sedih banget kalau beliau harus menanggung dosa aku yang tidak berhijab. Dosa berhijab mungkin tidak seekstrim dosa membunuh, tapi ibaratnya keran bocor. Sedikit tapi mengalir terus.”

Dari sanalah Chiki mulai berhijab. Dengan hijab yang dikenakannya, berarti tidak mungkin lagi baginya untuk manggung dengan band elektroniknya di club malam. Meski begitu, teman-teman band-nya sangat mendukung keputusan positif Chiki. Keputusannya untuk meninggalkan band-nya saat itu membuatnya sempat sangat sedih.

Profil Chikita Fawzi3

Tapi Allah selalu membuka jalan bagi hamba-Nya yang bersungguh-sungguh. Setelah bertemu dengan Fadli Padi dan Rindra yang membuat soundtrack Ipin Upin di Malaysia, ia pun diyakinkan bahwa di Indonesia ia bisa menjadi “seseorang” yang lebih dari ini. Hijab yang dikenakannya tidak akan menghalanginya, justru membuatnya lebih unik.

Keyakinan itu pun mulai terlihat, dengan peluncuran albumnya di Bulan Desember 2015 nanti. Ia pun aktif menjadi presenter di beberapa program stasiun TV di Indonesia. Seakan talentanya tak habis-habis untuk digali dan sifat positifnya tak pernah padam diterpa ujian.

Tak hanya Chikita Fawzi, semua muslimah sebenarnya bisa menjadi sosok yang penuh nilai positif dengan hijab yang dikenakan. Semua orang bisa menjadi sosok #qualityinmodesty, sesuai dengan bidang, ketertarikan, keterampilan, dan jalan kebahagiaannya. Wallahualam.

Photo: Irfan Faqih

Wardrobe Chikita Fawzi:

Top – Kimi Indonesia

shop-here-button-05

Pants – Fashionistas

shop-here-button-05

Shoes – Up Shoes

shop-here-button-05