Unilever Terapkan Teknologi Terbaru Dalam Mendaur Ulang Sampah Plastik

Indonesia disebut sebagai pencemar sampah plastik kedua terbesar di dunia!* Tentu saja isu ini tidak bisa disepelekan begitu saja. Tingginya angka sampah yang tidak terkelola dipastikan mampu mengancam ekosistem dan kelangsungan hidup. Ini merupakan pekerjaan rumah besar bagi semua pihak, tidak hanya harus bijak menggunakan produk yang berbahan dasar plastik, pengolahan yang cermat dan baik juga menjadi hal yang perlu diperhatikan.

Hal inilah yang juga disadari Unilever. Unilever percaya bahwa permasalahan sampah hanya dapat diatasi apabila semua pihak bekerjasama dan terlibat untuk mengatasinya sesuai dengan perannya masing-masing, termasuk produsen, konsumen, media, lembaga swadaya masyarakat, serta pemerintah.

Bertempat di Edelman Indonesia, Menara Sentraya, Jakarta pada Rabu (31/7), Unilever menggelar diskusi yang bertajuk ‘Pengelolaan Sampah Plastik dan Upaya Daur Ulang’. Dihadiri oleh rekan-rekan media, dalam diskusi ini juga turut hadir Mohamad Bijaksana Junerosano dari Waste4Change, Maria Dewantini Dwianto, Head of Corporate Communications Unilever Indonesia, Andriana Widyasari, R&D Manager Homecare Category Unilever Indonesia, Tri Sabron, Kepala Pabrik CreaSolv® Unilever Indonesia, dan Sinta Kaniawati, General Manager Yayasan Unilever Indonesia.

2-1-

Pada sesi diskusi kali ini, setidaknya ada beberapa hal yang dijelaskan, salah satunya Unilever berkomitmen untuk mengatasi masalah sampah plastik ini secara nyata. Upaya yang dilakukan merupakan realisasi dari strategi Unilever secara global, yaitu USLP (Unilever Sustainable Living Plan). Usaha yang dilakukan mulai dari hulu, tengah, hingga hilir dari rantai bisnis Unilever.

1.Pada bagian hulu ada 3 kerangka kerja yang dilakukan Unilever, yakni less plastic/mengurangi plastik, better plastic/ pengunaan plastik yang lebih baik, dan no plastic/ tanpa plastik. Untuk less plastic, program yang dijalankan adalah dengan mengurangi penggunaan plastik dengan mengubah bentuk kemasan mulai dari ketebalan atau desain. Sedangkan untuk better plastic, merupakan program yang mengembangkan kemasan plastik yang dipakai agar dapat didaur ulang secara maksimal. Terakhir ada no plastic, dalam program ini nantinya Unilever akan menghadirkan produk-produk ke konsumen tanpa menggunakan kemasan plastik, bisa dalam bentuk refill station.
2. Pada rantai tengah, Unilever berusaha mengurangi dampak penumpukan sampah kemasan plastik yang sudah dipakai konsumen dengan melakukan edukasi pemilahan sampah di level rumah tangga melalui program “Green and Clean” yang dimulai sejak 2001 dan berkembang menjadi program bank sampah berbasis komunitas pada tahun 2008.
3. Pada rantai ujung/hilir, Unilever memanfaatkan kembali sampah yang sudah digunakan menjadi sumber bahan baku kemasan baru lewat CreaSolv® Technology.

CreaSolv®️ Technology sendiri sangat memungkinkan mendaurulang sampah kemasan plastik multi-layer (sachet dan pouch) menjadi kemasan lagi. Dengan begitu, sampah plastic tidak akan TPA ataupun alam. Teknologi ini berpotensi untuk mengurangi dampak CO2 sebesar 7.800 ton/tahun untuk setiap unit operasi, yang setara dengan 8.200 ton plastik fleksibel.

Note * data dari McKinsey&Co dan Ocean Conservancy 2015.

fashion-2-6