Kumpulan Peristiwa, Hikmah, dan Doa saat Isra Mikraj

Hari Isra Mikraj tahun ini akan dilaksanakan pada tanggal 27 Rajab 1443 Hijriah dalam kalender Islam atau 28 Februari 2022, Dear. Nah, supaya kita lebih khidmat dalam menjalankan hari Isra Mikraj, alangkah baiknya kita juga memahami apa itu Isra Mikraj, peristiwa, hikmah, dan doa yang terkandung di dalamnya. Mari kita ulas bersama, Dear!

Pengertian Isra Mikraj

Isra Mikraj adalah suatu peristiwa yang dilakoni Nabi Muhammad Saw. untuk menempuh perjalanan spiritual dalam satu malam. Perjalanan spiritual tersebut dimulai dari Masjidil Haram menuju Masjidilaksa kemudian langsung ke Sidratulmuntaha (di langit ketujuh) untuk menerima perintah salat lima waktu.

Nabi Muhammad saw. menerima perintah salat dari Allah Swt. untuk umat Muslim. Awalnya, jumlahnya 50 kali sehari. Namun, setiap kali Rasulullah turun, Nabi Musa mengingatkan beliau bahwa jumlah tersebut terlalu besar. Nabi diminta meminta keringanan, hingga tersisa 5 rakaat sehari semalam, dan beliau malu untuk memohon lebih sedikit lagi.

Dalam Muhammad: Kisah Hidup Nabi Berdasarkan Sumber Klasik (Lings, 2015:190), Rasulullah dilukiskan berkata, “Aku sudah berkali-kali menghadap Tuhanku, memohon hingga merasa malu”.

Peristiwa Isra Mikraj

“Maha suci Allah, yang telah memberi jalan hambanya pada suatu malam dari Masjid Al-Haram ke Masjid al-Aqsha yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Al-Isra: 1)

Peristiwa Isra Mikraj yang dilakoni oleh Nabi Muhammad Saw. yaitu menembus langit ketujuh. Berikut adalah ringkasan tapak perjalanan Nabi Muhammad Saw.

Di langit tingkat pertama, Rasullulah Saw. bertemu dengan manusia sekaligus Wali Allah Swt. pertama di muka bumi, Nabi Adam A.S. Saat bertemu nabi Adam, Rasullulah sempat bertegur sapa sebelum akhirnya meninggalkan dan melanjutkan perjalanannya. Nabi Adam membalasnya dengan membekali Rasulullah lewat doa agar selalu diberi kebaikan pada setiap urusan yang dihadapinya.

Kemudian di langit kedua, Nabi Muhammad Saw. bertemu dengan Nabi Isa A.S dan Nabi Yahya A.S. Seperti halnya di langit pertama, Rasullulah disapa dengan ramah oleh kedua nabi pendahulunya. Sewaktu akan meninggalkan langit kedua, Nabi Isa A.S dan Yahya A.S juga mendoakan kebaikan kepada Rasullulah. Kemudian Rasullulah bersama Malaikat Jibril terbang lagi menuju langit ketiga.

Berada di langit ketiga, Rasullulah bertemu dengan Nabi Yusuf A.S, manusia tertampan yang pernah diciptakan Allah Swt. di bumi. Dalam pertemuannya, Nabi Yusuf A.S memberikan sebagian dari ketampanan wajahnya kepada Nabi Muhammad Saw. Pada akhir pertemuannya, Nabi Yusuf A.S memberikan doa kebaikan kepada nabi terakhir itu.

Setelah berpisah dengan Nabi Yusuf A.S di langit ketiga, Nabi Muhammad melanjutkan perjalanan dan sampailah dia ke langit keempat. Pada tingkatan ini, Rasullulah bertemu Nabi Idris A.S. Yaitu manusia pertama yang mengenal tulisan, dan nabi yang berdakwah kepada bani Qabil dan Memphis di Mesir untuk beriman kepada Allah Saw. Seperti pertemuan dengan nabi-nabi sebelumnya, Nabi Idris A.S memberikan doa kepada Nabi Muhammad Saw. supaya diberi kebaikan pada setiap urusan yang dilakukannya.

Selanjutnya di langit kelima, Nabi Muhammad Saw. bertemu dengan Nabi Harun. Yaitu nabi yang mendampingi saudaranya, Nabi Musa A.S berdakwah mengajak Raja Firaun yang menyebut dirinya tuhan dan kaum Bani Israil untuk beriman kepada Allah Swt. Harun terkenal sebagai nabi yang memiliki kepandaian berbicara dan meyakinkan orang. Di langit kelima, Nabi Harun mendoakan Nabi Muhammad Saw. senantiasa selalu mendapat kebaikan pada setiap perbuatannya.  

Pada langit keenam, Nabi Muhammad Saw. dan Malaikat Jibril bertemu dengan Nabi Musa A.S. Yaitu nabi yang memiliki jasa besar dalam membebaskan Bani Israil dari perbudakan dan menuntunnya menuju kebenaran ilahi. Selama bertemu dengan Muhammad Saw., Nabi Musa A.S menyambut layaknya kedua sahabat lama yang tidak pernah bertemu. Sebelum Nabi Muhammad pamit meninggalkan langit keenam, Nabi Musa melepasnya dengan doa kebaikan.

Perjalanan terakhir, Nabi Muhammad SAW ke langit ketujuh bertemu dengan sahabat Allah Swt., bapaknya para nabi, Ibrahim A.S. Sewaktu bertemu, Nabi Ibrahim sedang menyandarkan punggungnya ke Baitul Makmur, yaitu suatu tempat yang disediakan Allah Swt. kepada para malaikatnya. Setiap harinya, tidak kurang dari 70 ribu malaikat masuk ke dalam. Kemudian Nabi Ibrahim mengajak Muhammad untuk pergi ke Sidratul Muntaha sebelum bertemu dengan Allah Swt. untuk menerima perintah wajib salat. Sidratul Muntaha adalah sebuah pohon besar yang berada di langit ketujuh. Ia adalah pemisah. Disebut muntaha (akhir) karena ia merupakan batas akhir dari sebuah perjalanan. Tidak ada satu makhluk pun yang pernah melewatinya kecuali Rasulullah Saw., sedangkan Pohon Sidr adalah Pohon Bidara.

Rasullulah Saw. menceritakan bentuk fisik dari Sidratulmuntaha, yaitu berdaun lebar seperti telinga gajah dan buahnya yang menyerupai tempayan besar. Namun ciri fisik Sidratul Muntaha berubah ketika Allah Swt. datang. Bahkan Nabi Muhammad Saw. sendiri tidak bisa berkata-kata menggambarkan keindahan pohon Sidratul Muntaha. Pada kepercayaan agama lain, Sidratulmuntaha juga diartikan sebagai pohon kehidupan. Di Sidratulmuntaha inilah Nabi Muhammad berdialog dengan Allah Swt., untuk menerima perintah wajib salat lima waktu dalam sehari.

Perjalanan Rasulullah saat itu tidaklah mudah, meskipun beliau dimuliakan oleh Allah Swt. tetap saja Nabi Muhammad Saw. dihadapkan dengan berbagai godaan. Godaan pertama, ketika nabi ditawari meminum khamar atau susu, Rasulullah lebih memilih susu. Selama perjalanan Nabi Muhammad Saw. juga selalu diganggu dengan panggilan dari setan, iblis dan perempuan penggoda.

Ketika mencapai Sidratulmuntaha di langit ketujuh maka perjalanan Nabi Muhammad Saw. dalam menerima perintah Allah Swt. telah berakhir. Perintah yang diterima Rasulullah saat itu yaitu berupa perintah salat 50 waktu dalam satu hari. Namun, ketika menerimanya, Nabi Muhammad Saw. diperingatkan oleh Nabi Musa A.S untuk memperhatikan kemampuan umatnya. Pada akhirnya, telah terjadi kesepakatan yakni salat lima waktu dalam satu hari untuk seluruh umat Muslim.

Hikmah Isra Mikraj

Terdapat beberapa hikmah dari peristiwa Isra Mikraj yang bisa kita ilhami bersama. Berikut di antaranya:

  1. Perjalanan rasul ke langit pada malam hari atau terkenal dengan istilah Isra Mikraj memiliki beberapa hikmah. Hikmah pertama ia terkait mendirikan salat. Salat menjadi sesuatu yang wajib terlebih peristiwa diperintahkannya salat adalah terjadi pada di malam hari. Berdasarkan ayat dalam surah al-Muzammil ayat 2 juga menyebutkan tentang dirikan salat di malam hari.

Dirikanlah salat di malam hari, kecuali sedikit.” Al-Muzammil ayat 2.

  • Perjalanan Isra di bumi dari Makkah ke Baitulmakdis lebih memperkuat hujjah bagi orang-orang musyrik. Jika beliau langsung Mikraj ke langit, seandainya ditanya oleh orang-orang musyrik maka beliau tidak mempunyai alasan yang memperkuat kisah perjalanan yang beliau alami. Oleh karena itu, ketika orang-orang musyrik datang dan bertanya kepada beliau, beliau menceritakan tentang kafilah yang beliau temui selama perjalanan Isra. Tatkala kafilah tersebut pulang dan orang-orang musyrik bertanya kepada mereka, orang-orang musyrik baru mengetahui kebenaran apa yang disampaikan oleh Nabi Muhammad Saw.
  • Menampakkan hubungan antara Makkah dan Baitulmakdis yang keduanya merupakan kiblat kaum muslimin. Tidaklah pengikut para nabi menghadapkan wajah mereka untuk beribadah keculali ke Baitulmakdia dan Makkah al-Mukarramah. Hal ini menujukkan keutamaan beliau melihat kedua kiblat dalam satu malam.

  • Menampakkan keutamaan Nabi Muhammad Saw. dibandingkan para nabi yang lainnya. Beliau berjumpa dengan mereka di Baitulmakdis llalu beliau salat berjamaah dengan mengimami mereka.
  • Hikmah Isra Miraj perjalanan rasul ke langit pada malam hari lainnya yakni sebagai bentuk ujian para muslim untuk percaya hal gaib. Maksudnya, peristiwa gaib yang susah dicerna dengan akal sehat harus dipercayai. Hal ini sebagai penanda ujian bagi orang kafir yang diuji apakah tetap ingkar atau tetap beriman.

Doa Malam Isra Mikraj

Saat memasuki bulan Rajab, Rasulullah bersenandung bacaan doa di bawah ini:

 اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

Allâhumma bârik lanâ fî rajaba wasya‘bâna waballighnâ ramadlânâ (HR. Imam Ahmad, dari Anas bin Malik).

Artinya: “Duhai Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan.”

Pada siang dan malam Isra Mikraj, dianjurkan untuk menghidupkan malam tersebut dengan memperbanyak ibadah, dzikir dan doa kepada Allah. Doa yang dianjurkan dibaca pada malam dan siang Isra Mikraj:

Allohumma thohhir lisaanii minal kadzibi wa qolbii minan nifaaqi wa ‘amalii minar riyaa-i wa bashorii minal khiyaanati fa innaka ta’lamu khoo-inatal a’yuni wa maa tukhfish shuduuru.

Artinya: “Ya Allah, sucikanlah lisanku dari dusta, sucikanlah hatiku dari kemunafikan, sucikanlah amalku dari riya, sucikanlah penglihatanku dari khianat, sesunguhnya Engkau mengetahui pengkhianatan mata dan apa yang disembunyikan oleh hati.”

Doa Sayyidina Ali bin Abi Thalib, sebagai seorang khalifah yang sangat patuh dan taat akan perintah Allah dan Rasul-Nya, beliau juga sangat memuliakan bulan ini dengan membaca doa malam pertama bulan Rajab yaitu:

 اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰی مُحَمَّدِ وَآلِهِ مَصَابِيۡحِ الۡحِكۡمَۃِ, وَمَوَالِيَ النِّعۡمَۃِ, وَمَعَادِنِ الۡعِصۡمَۃِ,وَاعۡصِمۡنِيۡ مِنۡ كُلِّ سُوۡءٍ, وَلَا تَأۡخُذۡنِيۡ عَلَی غِرَّۃٍ, وَلَا عَلَی غَفۡلَۃٍ ,وَلَا تَجۡعَلۡ عَوَاقِبَ أَمۡرِيۡ حَسۡرَۃً وَنَدَامَۃً, وَارۡضَ عَنِّيۡ,فَإِنَّ مَغۡفِرَتَكَ لِلظّالِمِيۡنَ,وَأَنَامِنَ الظَّالِمِيۡنَ,اَللّٰهُمَّ اغۡفِرۡلِيۡ مَالَايَضُرُّكَ,وَأَعۡطِنِيۡ مَالَايَنۡفَعُكَ,فَإِنَّكَ الۡوَاسِعَۃُ رَحۡمَتُهُ الۡبَدِيۡعَۃُ حِكۡمَتُهُ,فَأَعۡطِنِيۡ السَّعَۃَ وَالدَّعَۃَ,وَالۡأَمۡنَ وَالصِّحَّۃَ,وَالشُّكۡرَ وَالۡمُعَافَاۃَ وَالتَّقۡوَی,وَأَفۡرِغِ الصَّبۡرَ وَالصِّدۡقَ عَلَيَّ وَعَلَی أَوۡلِيَآءِكَ,وَأَعۡطِنِيۡ الۡيُسۡرَ,وَلَاتَجۡعَلۡ مَعَهُ الۡعُسۡرَ,وَاعۡمُمۡ بِذَالِكَ أَهۡلِيۡ وَوَلِدِيۡ وَإِخۡوَانِيۡ فِيۡكَ وَمَنۡ وَلَدَنِيۡ مِنَ الۡمُسۡلِمِيۡنَ وَالۡمُسۡلِمَاتِ وَالۡمُوءۡمِنِيۡنَ وَالۡمُوءۡمِنَاتِ

Artinya: “Ya Allah, limpahkan rahmat ta’dzim kepada Muhammad dan keluarganya yang menjadi pelita-pelita hikmah, pemilik kenikmatan, sumber perlindungan. Jagalah kami sebab (keberkahan) mereka dari keburukan. Dan jangan engkau ambil kami dalam kondisi tertipu, tidak pula dalam keadaan lupa. Jangan jadikan akhir urusan kami sebagai penyesalan. Ridhailah kami. Sesungguhnya ampunan-Mu bagi orang-orang yang zalim, dan aku bagian orang yang zalim itu. Ya Allah, ampunilah aku atas dosa yang tidak pernah bisa membahayakan-Mu, berilah aku sesuatu yang memang tak ada manfaatnya sama sekali untuk-Mu. Sesungguhnya Engkau itu maha luas rahmat-Nya. Hikmahnya yang sangat indah. Berikan kami kelapangan dan ketenteraman, keamanan dan kesehatan, serta rasa syukur, selamat sentosa dan ketakwaan. Berikan kesabaran dan kejujuran kepada kami dan orang-orang yang Engkau cintai. Berikan kami pula kemudahan yang tidak ada kesulitannya sama sekali. Semoga itu semua juga Engkau berikan bagi keluarga kami, anak kami, saudara-saudara kami seagama. Dan Engkau berikan kepada orang tua yang telah melahirkan kami, dari muslimin muslimat, mu’minin mu’minat.” (Syekh Abdul Qadir bin Shalih al-Jilani, al-Ghun-yah, Dārul Kutub al-Ilmiyyah, Beirut, 1997, juz 1, halaman 328-329).

Nah, itulah ulasan lengkap mengenai pengertian Isra Mikraj, peristiwa, dan hikmah yang terkandung di dalam Isra Mikraj ya, Dear. Semoga kita semua bisa memaknai dan mengilhaminya supaya selalu meningkatkan kadar keimanan dan ketakwaan sebagai umat Muslim Allah Swt. Insyaallah.

Temukan inspirasi fesyen menarik dan ilmu bermanfaat lainnya dalam HIJUP Magazine!

Sumber:

Buku Kisah Hidup Nabi Berdasarkan Sumber Klasik.

Tim Pemasaran at-Taubah. 2021. Kisah Isra’ Mi’raj Perjalanan Nabi Muhammad SAW Menembus Langit Ke-7. Diakses pada tanggal 24 Februari 2022, pukul 10.35.

Marenda, Putra. 2021. 10 Hikmah Isra Miraj Perjalanan Rasul ke Langit saat Malam Hari, Waktu Doa Mustajab. Diakses pada tanggal 24 Februari 2022, pukul 10.10.

Buku kajian Islam.